Tugas yang Tuhan berikan kepada Musa adalah untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir agar mereka bisa masuk ke tanah perjanjian yang telah Tuhan rencanakan untuk mereka.
Jika hubungan Musa dengan Tuhan berdasarkan memasuki tanah perjanjian, dia akan menyerah di perairan Meriba segera setelah Tuhan menyatakan bahwa setelah perjalanan melalui padang pasir selama 40 tahun, dia tidak akan pernah menginjakkan kakinya di tanah perjanjian itu (Bilangan 20:12).
Tetapi hubungannya dengan Tuhan didasarkan pada kecukupan Tuhan. Meski terkadang ia bertanya, ragu, bahkan mengeluh, ia tetap menaati suara Tuhan bukan karena berkat yang dijanjikan tetapi karena ia adalah seorang hamba dan Tuhan adalah Tuannya.
Tanah perjanjian yang sebenarnya bagi Musa dan bagi setiap orang percaya sejati adalah Kerajaan Allah, maksud saya hidup yang kekal.
Jangan lupakan itu.
Apakah Anda mengembara di gurun pasang surut kehidupan?
Apakah Anda menghadapi konsekuensi dari ketidaktaatan kepada Firman Tuhan?
Apakah Anda tergoda saat ini untuk mengeluh atau menyerah percaya pada janji Tuhan?
Ingat, iman tidaklah nyata tanpa janji Tuhan. Sebagaimana dikatakan Rasul Paulus dalam 2 Korintus 4:17, “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.”
Janji penebusan, kehidupan kekal adalah satu-satunya akhir dan tujuan dari semua kegiatan kita di bumi ini. Apapun yang Anda lakukan, jangan kehilangan “negeri perjanjian” itu!